Selasa, 10 Mei 2011

SUUDZON KEPADA ALLAH


Buruk sngka kepada Allah merupakan penyakit hati yang paling berbahaya. Orang yang mempunyai penyakit hati ini selalu berperasangka negatif kepada janji Allah, tidak yakin akan datang pertolongan-Nya,  dan tidak percaya terhadap dukungan Allah yang akan diberikan kepada mereka yang berjuang di jalan-Nya.  Padahal dalam banyak ayat Allah SWT telah memberikan janji bahwa Dia akan memberikan jalan keluar dari segala persolan yang membelit seseorang, asalkan orang itu beriman dan bertaqwa. Firman-Nya:
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” QS. Muhamad yat ke-7
Ketika seseorang ditimpa musibah atau bencana alam, rasa husnuzzon kepada Allah harus terus dibangun. Bahwa dalam musibah yang kita alami  boleh jadi di baliknya ada sebuah kebaikan yang akan kita dapatkan. Bencana alam yang terjadi tidak boleh menjadikan kita berprasangka buruk kepada Allah. Karena di balik bencana itu ada rahasia Allah yang kita tidak dapat memahaminya. Rizki yang  ”pas-pasan” – menurut kita -  juga tidak boleh menjadikan kita tidak tsiqoh atau bersikap suuzon kepada-Nya dan lebih menggantungkan diri kepada makhluk, kepada manusia, kepada atasan dan lain-lainnya, ungkapan orang yang mengatakan:  ”Mencari rizki yang haram saja susah apalagi yang halal?”, adalah ungkapan kebodohan,  ketidaktsiqohan  dan suudzon kepada Allah.  Karena  Dialah Allah Maha Pemberi Rizki yang senantiasa menyiapkan kebutuhan bagi semua makhluk ciptaan-Nya. Jadi, di balik pendapatan yang ”pas-pasan” itu ada kebaikan buat kita di dunia dan di akhirat kelak. Boleh jadi dengan pendapatan yang  sedemikian itu, menjadikan kita sadar dan giat beribadah, sebaliknya jika diberikan kelebihan menjadi lalai dan lupa diri. Demikian pula dalam hal jodoh adalah rahasia Allah kepada hamba-Nya yang telah ada ketentuannya di lauhil mahfuz.
Allah SWT mencela orang yang suuzon kepada-Nya dan menyatakan bahwa sikap itu termasuk sifat-sifat kebodohan Jahiliyah. Firman-Nya:
”Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah” QS Ali Imran:154
”Dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.” al-Fath: 12
Maka marilah kita selalu berfiir positif dan berprasangka baik kepada Allah, karena Allah senantiasa bersama prasangka hambanya. Jika kita berprsangka baik, maka kebaikan juga selalu akan bersama kita. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan: Bahwa Allah berkata ”Aku bersama prasangka hamba-Ku..”

Minggu, 08 Mei 2011

SUUDZON KEPADA SESAMA MUSLIM

Orang yang suudzon selalu selalu memandang buruk segala hal. Melihat orang tersenyum dikira mencibir, orang yang diam dikira sombong, ada yang rajin infak, dikiranya sok darmawan, orang yang rajin ke msjid dituduh alimunuddin alias sok alim, orang yang bersikap kritis dianggap melawan, orang yang selalu mentaati perintah diangap tidak kreatif dan tidak punya inisiatif, orang yang memberi masukan dianggap membunuh karakter, dan sebagainya. Lebih jauh dalam konteks sekarang opini publik digiring oleh media kafir agar mempunyai  sikap suudzon kepada sesama muslim dengan alasan kewaspadaan. Sehingga melihat orang yang memakai cadar, orang yang yang memakai gamis, orang yang aktif di pengajian, orang yang komitmen kepada kebenaran dan aktif memperjuangkan  tegaknya syriat, orang yang berjenggot, orang yang jidatnya hitam ditududuh sebagai fundamentalis atau bahkan teroris

Suudzon ini merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat menimpakan musibah kebinasaan kepada masyarakat. Stigma buruk seperti contoh di atas menyebabkan sebagian kalangan yang imannya lemah manjadi takut untuk bersikap kritis dalam memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu upaya untuk melemahkan semangat membabat kebatilan terus diupayakan. Sekarang saja kita melihat bagaimana upaya melemahkan  KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) - sebuah lembaga yang dianggap superbodi  untuk melawan korupsi yang sekarang ini tidak seheroik masa-masa awal berdirinya. Demikian pula para politisi yang memang memperjuangkan kebenaran dicarikan  celah-celah yang dapat melemahkan mereka. Dibuatlah rekayasa dari A sampai Z, dari Alif hingga Ya, yang dapat menggiring opini bahwa mereka juga bermental bobrok dan jahat. Tidak penting lagi apakah tuduhan itu terbukti atau tidak, tidak perlu lagi ada pengadilan untuk membuktiikan tuduhan-tuduhan jahat itu, yang jelas opini digiring untuk memberikan hukuman dan stigma buruk bagi mereka. Maha benar Allah yang telah menyatakan dalm firmannya:  
”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QS. Al-Hjurat ayat 6

Tentu saja sebagai seorang Muslim, kita harus memandang persoalan secara jernih tidak mudah terprovikasi dan tidak pula menjadi provokator dalam penyebaran fitnah dan tuduhan-tuduhan jahat kepda sesama muslim. Karena setiap muslim adalah saudara bagi sesamanya, karena setiap muslim adalah saudara sedarah yang harus saling membela satu sama lain.  Perasangka-perasangka buruk yang ada dibenak kita adalah pikiran-pikiran kotor yang harus kita bersihkan, dan tidak dijadikan  dasar dalam mengambil keputusan, walaupun perasangka-persangka buruk  itu dikemas dengan alasan hasil analisa pengamat – yang kadang dijadikan rujukan – atau bahkan hasil survei sekalipun. Semua itu boleh saja kita terima sebagai sebuah masukan yang perlu  tabayun dan bukan dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Yang perlu diingat pula bahwa semua perasangka atau  analisa seseorang atas sebuah peristiwa, boleh jadi mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain prasanga-prsangka itu tidak terlepas dari pengaruh hawa nafsu:
”Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang Sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.” QS  an-Najm: 28

Demikian pula kita harus menyadari bahwa  suudzon adalah  perbuatan yang termasuk dosa besar Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” al-Hujurat: 12  - Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

Minggu, 01 Mei 2011

KHLAS ITU NI’MAT, IKHLAS ITU KEKUATAN

IKHLAS ITU NI’MAT

Secangkir teh yang disuguhkan isteri tercinta akan menjadi sangat ni’mat bila sang isteri menyiapkannya dengan penuh ikhlas. Uang belanja yang diberikan sang suami akan sangat bermanfaat karena diberikan dengan kerelaan menjalankan peran sebagai kepala rumah tangga dengan penuh tanggung jawab. Begitu pula kehidupan sumi isteri menjadi hangat karena rumah tangga dibangun dengan fondasi ikhlas dengan tujuan ibadah kepada Allah SWT. Segala aktifitas rumah tangga akan berjalan dengan kerelaan tanpa pemaksaan dan keterpaksaan. Keindahan pun tak kan berlalu karena bulan madu terjadi sepanjang waktu.

Seorang mukmin yang ikhlas terbebas dari kesengsaraan penyembahan kepada selain Allah. Dikatakan dalam sebuah hadits: ”Kesengsaraan bagi hamba dinar, hamba dirham dan hamba uang. Sedangkan orang mu’min berbahagia karena ibadahnya kepada Allah semata.”

Rasulullah SAW bersabda: ”Siapa yang menjadikan berbagai hasrat menjadi satu hasrat (keinginannya tidak bercabang-cabang) maka Allah mencukupkannya dengan hasrat dunia. Dan orang yang hasratnya bercabang-cabang, Allah tidak memperdulikannya, di penjuru dunia mana pun dia mengalami kebinasaan” (Diriwayatkan Al-Hakim dan al-Baihaqi)

Beliau juga bersabda: ”Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah memecah-mecah urusannya dan menjadikan kemiskinan ada di depan matanya, dan dia tidak mendapatkan dunia kecuali yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang menjadikan akhirat merupakan niatnya, maka Allah menghimpun urusannya, menjadikan kecukupan ada dalam hatinya dan dunia pun menghampirinya, dan dunia itu adalah sesuatu yang hina.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).

IKHLAS ITU KUAT
Rasulullah SAW bersabda: ”Tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung dan kekuatan diberikan kepadanya yang ternyata ia diam, Maka para malaikat pun heran terhadap penciptaan gunung itu. Mereka bertanya: Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung? Allah menjawab: ’Ada, yaitu besi’. Mereka pun bertanya: Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada besi? Allah menjawab: ’Ada, yaitu api’. Mereka pun bertanya: Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada api? Allah menjawab: ’Ada, yaitu air’. Mereka pun bertanya: Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada air? Allah menjawab: ’Ada, yaitu angin?’ Mereka pun bertanya: Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada angin? Allah menjawab: ’Ada, yaitu anak Adam yang mengeluarkan shodaqoh dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya tidak mengetahui. (Hadits Gharib diriwayatkan oleh At-Tirmizi dan Ahmad)

Sumber: Niat dan Ikhlas, Dr. Yusuf Qaradawi, dll.